Menemukan kandidat terbaik untuk posisi tertentu seringkali menjadi tantangan, terutama jika riwayat pekerjaan mereka menunjukkan adanya jeda karier (career gap). Namun, jeda ini tidak selalu menjadi tanda negatif. Sebaliknya, jika dikelola dengan baik, kandidat dengan career gap dapat membawa perspektif segar dan kemampuan baru ke perusahaan Anda. Berikut adalah beberapa tips untuk mengevaluasi kandidat dengan latar belakang seperti ini secara objektif dan adil.
1. Pahami Alasan di Balik Career Gap
Setiap kandidat memiliki cerita unik di balik jeda karier mereka. Sebagai bagian dari proses wawancara, penting untuk menanyakan alasan di balik jeda tersebut. Apakah mereka mengambil waktu untuk pendidikan lanjutan, merawat keluarga, atau mengejar proyek pribadi? Pemahaman mendalam tentang konteks ini dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang motivasi dan nilai kandidat.
Selain itu, ini juga menunjukkan empati perusahaan terhadap perjalanan individu, yang dapat meningkatkan citra perusahaan sebagai pemberi kerja yang inklusif.
2. Fokus pada Keterampilan dan Pengalaman
Daripada hanya menilai durasi jeda karier, pertimbangkan keterampilan yang telah mereka kembangkan sebelum, selama, atau setelah jeda tersebut. Kandidat dengan career gap mungkin memiliki kemampuan baru yang relevan, baik itu dari kursus online, proyek freelance, atau pengalaman sukarela.
Misalnya, seorang kandidat yang mengambil waktu untuk belajar keterampilan teknis baru seperti coding atau desain grafis dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Dalam hal ini, pendekatan berbasis kompetensi menjadi sangat penting.
3. Gunakan Proses Rekrutmen yang Terstruktur
Agar lebih objektif, gunakan proses rekrutmen yang terstruktur untuk mengevaluasi kandidat. Alat penilaian berbasis kompetensi, seperti tes keterampilan atau studi kasus, dapat membantu Anda mengevaluasi kemampuan kandidat secara lebih mendalam.
Jika perusahaan Anda bekerja dengan job agency atau headhunter, pastikan mereka memahami pentingnya menilai kandidat berdasarkan potensi dan kemampuan mereka, bukan hanya melihat riwayat pekerjaan di atas kertas. Rekrutmen yang baik harus melihat kandidat secara holistik.
4. Cari Bukti Ketahanan dan Adaptabilitas
Kandidat dengan jeda karier sering kali menunjukkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa. Dalam wawancara, tanyakan bagaimana mereka mengelola waktu selama jeda tersebut, tantangan apa yang mereka hadapi, dan bagaimana mereka mengatasinya. Jawaban mereka dapat memberikan wawasan tentang kepribadian dan profesionalisme mereka.
Sebagai contoh, jika seorang kandidat menjelaskan bahwa mereka memulai usaha kecil selama jeda, ini menunjukkan inisiatif, kreativitas, dan keterampilan manajemen yang dapat sangat berharga bagi perusahaan.
Baca juga: Apa Bedanya Surat Lamaran dan CV? Ini yang Harus Kamu Ketahui
5. Berikan Kesempatan yang Setara
Perusahaan yang inklusif memahami bahwa tidak semua perjalanan karier berjalan mulus. Memberikan kesempatan yang setara kepada kandidat dengan career gap adalah cara untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih beragam dan mendukung.
Dengan budaya perusahaan yang terbuka dan adil, kandidat dengan latar belakang ini dapat berkontribusi secara signifikan terhadap tujuan organisasi. Hal ini juga memperkuat reputasi perusahaan sebagai tempat kerja yang progresif.
Kesimpulan
Jeda karier tidak seharusnya menjadi hambatan dalam mengevaluasi kandidat. Dengan pendekatan yang terbuka, penggunaan proses rekrutmen yang terstruktur, serta fokus pada keterampilan dan potensi, perusahaan dapat menemukan talenta yang tepat untuk kebutuhan mereka.
Bagi Anda yang membutuhkan bantuan dalam proses rekrutmen, bekerja sama dengan job agency atau headhunter di Jakarta seperti HRNetRimbun dapat menjadi solusi efektif untuk memastikan Anda menemukan kandidat terbaik, tanpa mengabaikan potensi mereka meski memiliki career gap. Hubungi kami untuk memaksimalkan talenta perusahaan Anda.